
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengusulkan mobil baru bisa menekan pajak hingga 0%. Pelonggaran pajak mobil baru diharapkan dapat merevitalisasi industri otomotif yang pada akhirnya dapat mendongkrak perekonomian Indonesia.
Dunia Otomotif
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin, Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengatakan usulan pemotongan pajak tersebut hanya bersifat sementara hingga Desember 2020. Tidak semua jenis pajak yang ditawarkan tercakup dalam petunjuk ini.
Ruang lingkup PPnBM, pajak daerah dan PPN (pajak pertambahan nilai), jadi ada apa di siklusnya. Jadi pajak seperti pajak perusahaan baik seperti sekarang, bea masuknya juga seperti sekarang.Hal ini berkaitan langsung dengan proses produksi nanti bisa bermanfaat, karena siapapun yang punya uang, kelas menengah kalau adalah pemotongan pajak, akan menghabiskannya, ”kata Taufiek.

Artinya hanya PPnBM, PPn dan pajak daerah seperti PKB dan BBN yang ditawarkan untuk dipersingkat. Selama ini pemerintah masih memberlakukan PPnBM pada mobil berdasarkan jenis mobil dan perpindahan mesin. Saat ini PPnBM pada mobil berkisar antara 10% hingga 125%. Untuk mobil LCGC, PPnBM selalu 0%. Sedangkan minibus 4×2 dengan daya angkut kurang dari 10 orang dan mesin di bawah 1500cc misalnya dikenakan PPnBM 10%. Selain itu, untuk tipe mobil yang sama dengan mesin 1501cc hingga 2500cc berlaku 20% PPnBM. Memang, mobil dengan mesin di atas 3.000 cc dikenakan PPnBM 125%.
Selama ini PPNnya sekitar 10%. Tiap daerah berbeda untuk pajak daerah seperti BBN. Masih ada 10%, ada yang mencapai 12,5% seperti di DKI Jakarta. Dan untuk PKB (Pajak Kendaraan Bermotor) yang juga dibayarkan kepada Pemerintah Daerah atau sekitar 2%. Otomotif Mobil
Taufiek mengungkapkan, usulan pajak mobil baru nol persen itu penting, mengingat industri otomotif menyumbang hampir 10% dari PDB. Jadi, kata Taufiek, seiring berkembangnya sektor otomotif, semua sektor juga ikut bergerak.
“Industri ban, produsen karet juga berubah, industri tekstil juga berubah. Dan itu sekitar 1,5 juta orang di ekosistem otomotif yang bekerja di sana,” kata Taufiek.
Jadi jika setiap orang bekerja, mendapatkan penghasilan, uangnya dapat digunakan untuk ekonomi, semuanya akan bergerak. Jadi kalau masalah penjualan porsinya kecil. Tapi tujuan besarnya adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi selama pandemi ini. Itu sebabnya, Kementerian Perindustrian menyarankan. Instrumen apa yang paling cocok untuk memanfaatkan ini. Salah satunya adalah mobil, karena sangat berperan penting dalam perekonomian kita, ”lanjut Taufiek. Otomotif Motor